Tanggal 22 Juni disebutkan sebagai hari lahir
kota jakarta. Kelahiran Kota Jakarta ditandai dengan sejarah panjang
Fatahillah seorang da'i (pendakwah) yang menaklukan Kota Pelabuhan Sunda Kelapa
dari tangan Portugis. Fatahillah adalah toko agama yang dikenal memimpin
pengusiran Portugis dari pelabuhan perdagangan Sunda Kelapa dan memberi nama
"Jayakarta" yang berarti Kota Kemenangan, yang kini menjadi kota
Jakarta. Ia dikenal juga dengan nama Falatehan atau nama aslinya Fadlillah
Khan" masih keturunan Persia dan berasal dari Kerajaan Pasai. Adapun nama
Sunan Gunung Jati dan Syarif Hidayatullah yang sering dianggap orang sama
dengan Fatahillah adalah mertua dari Fatahillah (Fadhillah Khan) seorang dai
yang memimpin masyarakat Cirebon dengan agama Islam dan memiliki gelar Sunan
Gunung Jati.
Sunda Kelapa |
Pada awalnya jakarta dikenal sebagai salah satu pelabuhan
Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kelapa berlokasi di Muara Sungai Ciliwung.
Ibu Kota Kerajaan sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran atau
Pajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari Pelabuhan Sunda Kelapa selama
dua hari perjalanan. Menurut sumber Portugis, Sunda Kelapa merupakan salah satu
pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang,
Cigede, Tamgara dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang sering disebut Kalapa dianggap
pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang
dosebut dengan nama Dayo dalam tempo dua hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan
kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara pada abad ke-5 sehingga pelabuhan ini
diperkirakan merupakan ibu Kota Tarumanegara yang disebut Sundapura.
pada abad ke-12, pelabuhan Kalapa dikenal sebagai pelabuhan
lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India
Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang
seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna
untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.
Bangsa Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama yang datang
ke Jakarta. Portugis kemudian menguasai Kalapa dan menjadikannya daerah jajahan
dan Kerajaan Sunda yang lemah tunduk kepada penjajah asing ini.
Karena menentang Portugis, Kerajaan Cirebon segera
memisahkan diri dari Kerajaan Sunda dan berencana untuk merebut kembali Sunda
Kelapa. Saat itu sudah ada pula Kerajaan Islam Banten yang juga kesal dengan
pendudukan Portugis atas Jakarta. Para wali songo memutuskan bahwa pengusiran
Portugis itu akan dipimpin Falatehan (menantu Sunan Gunung Jati dari Cirebon)
dibantu Kerajaan Islam Demak.
mereka mengepung Sunda Kelapa dari berbagai Jurusan. Karena
itu di Jakarta masih ada Kampung-kampung yang merupakan bekas tentara-tentara
Falatehan tinggal, misalnya Kuningan, Kampung Bali Matraman, Tangerang dan
Serang Banten yang sampai sekarang bahasanya masih campuran Banten Jawa.
Raja Sunda Surawisesa meminta bantuan Portugis yang ada di
Malaka untuk mendirikan banteng di SUnda Kelapa sebagai perlindungan dari
kemungkinan serangan Cirebob, Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada
Portugis di Malaka diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka
Mundinglaya Dikusumah, dimana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu
Mundinglaya. namnun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang
dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut dipimpin oleh Fatahillah.
Orang-orang Portugis meskipun saat itu telah memiliki senjata modern
seperti meriam, bedil, dan alat-alat peledak berhasil diusir dari Sunda Kelapa.
Penetapan hari jadi jakarta tanggal 22 Juni dilakukan oleh
Sudiro, walikota Jakarta, pada tahun 1956. keberhasilan Fatahillah Sunda Kelapa
oleh Fatahillah pada tahun 1527. Fatahillah mengganti nama kota tersebut
menjadi Jayakarta yang berarti "kota kemenangan".
Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan
pemerintahan di Jayakarta kepada putranya Maulana hasanuddin dari Banten yang
menjadi Sultan di Kesultanan Banten. Fatahillah atau Fadhillah Khan atau
Falatehan merupakan orang pertama yang memimpin Jakarta dengan keadilannya.
Selama beberapa abad Kota Jakarta menjadi saksi atas
penjajahan Belanda dan Perjuangan Kaum Muslimin menentang
penjajahan dari negeri ini, Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir
abad ke - 16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal
abad ke 17 diperintah oleh pangeran Jayakarta, salah seorang kerabat di
Kesulatanan Banten.
Pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki
Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten dan kemudian mengubah
namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisasi Belanda, Batavia berkembang
menjadi kota yang besar dan penting. Untuk pembangunan kota, belanda
mendatangkan banyak pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali,
Sulawesi, Maluku, Tiongkok, dan pesisir Malabar, dan India.
Waktu itu luas batavia hanya mencakup daerah yang saat ini
dikenal sebagai Kota Tua Jakarta Utara. Sebelum kedatangan para pekerja
tersebut, masyarakat Sunda yang tinggal di wilayah Jayakarta seperti berada di
daerah Jatinegara Kaum. Sedangkan suku-suku dari etnis pendatang, pada zaman kolonialisme
Belanda, membentuk wilayah-wilayah bekas komunitas itu seperti orang-orang
Bugis di Wilayah pesisir Pantai Jakarta Utara, Pecinan di kota terkenal sebagai
pedagang, pekojan dari Keturunan pedagang-pedagang Persia, kampung Arab yang
banyak ustadz dan ulama, Kampung Melayu mereka yang datang dari Sumatera dan
Semenanjung Melayu untuk berdagang. Kampung Ambon tempat tentara Belanda yang
didatangkan dari Ambon. Mereka berbaur dengan penduduk asli Sunda dan
Banten dan kemudian bernama Betawi.
Boleh jadi karena sejarah Islam ini penduduk Jakarta sangat
taat beragama sampai dengan sekarang. Dalam masa penjajahan Belanda sekali pun
banyak wilayah di Jakarta merupakan pusat-pusat pengajian dan banyak ulama
lahir di Jakarta seperti KH Abdullah Syafi'ie, KH Noer Ali, Habib Jamalul Lail,
dan banyak Haba-ib lainnya. Sejak zaman dulu semaraknya pengajian di berbagai
mesjid dan majlis ta'lim menjadi ciri khas Jakarta. Ruh Islam seakan tidak
pernah berhenti mengalir di wilayah ini.
Mungkin karena spirit perjuangan Fatahillah dan keberkahan
dakwah Islam, banyak pahlawan Islam dan pejuang Nasipnal lahir dan berkiprah di
Jakarta. Jakarta memiliki pahlawan seperti Si Pitung dari Teluk Naga yang
berjuang dengan caranya sendiri melawan penjajahan. Muhammad Husni Thamrin
seorang muslim keturunan Belanda yang sangat gigih berjuang sehingga beliau
syahid dan dibunuh didalam penjara sebelum kemerdekaan. Para pejuang
kemerdekaan melawan Belanda banyak berkiprah di Jakarta baik yang muslim maupun
nasionalis. Deklarasi kemerdekaan RI yang dilakukan oleh Soekarno hatta di Jln
Pengangsaan Jakarta pada tanggal 17 Agustus bertepatan dengan 10 Ramadhan,
Bulan Suci Kaum Muslimin.
Lembaran Da'wah Keluarga Marhamah Edisi 1046 Thn XVIII 1433 H/ 2012 M
(hanzcoudet)
(hanzcoudet)
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Saya Ny. Nisrina Endang dari Makassar, Indonesia, saya menggunakan media untuk memberi tahu saudara laki-laki dan perempuan saya bagaimana saya baru-baru ini mendapat pinjaman sebesar 250 juta dari seorang ibu yang baik ketika anak saya sakit dan membutuhkan transplantasi ginjal yang tidak saya miliki semua uang orang menolak saya, bank saya menolak saya sampai saya bertemu dengan seorang saksi yang memperkenalkan saya kepada sebuah perusahaan pinjaman yang bagus bernama Ibu RIKA ANDERSON loan company, mereka memberi saya pinjaman untuk membayar tagihan medis anak saya dan mendirikan sebuah bisnis tanpa jaminan dengan 2 % bunga, Mrs. Rika adalah penyelamat hidup, semoga Tuhan terus memberkatinya karena perbuatan baiknya, jika Anda membutuhkan pinjaman atau bantuan keuangan untuk melunasi utang Anda atau berinvestasi dalam bisnis Anda, saya akan mendorong Anda untuk menghubungi perusahaan melalui email (rikaandersonloancompany@gmail.com) w/s +19147057484 dalam kasus untuk dan setiap pertanyaan atau saran saya dapat dihubungi melalui email di endangnisrina@gmail.com semoga damai dan berkah menjadi perhatian bagi kita semua.
BalasHapus