Pemerintah kolonial Hindia
Belanda sudah memulai kebiasaan berutang bagi pemerintahan di Indonesia.
Seluruh utang yang belum di lunasinya pun turut diwariskan, sesuai dengan salah
satu hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Penyerahan kedaulatan kepada
Republik Indonesia pada waktu itu disertai dengan pengalihan tanggung jawab
segala utang pemerintah kolonial. Dilihat dari perspektif utang piutang, maka
Republik Indonesia bukanlah negara baru, melainkan pelanjut dari pemerintahan
sebelumnya.
Tradisi pengalihan utang kepada
pemerintahan berikutnya bertahan sampai saat ini, terlepas dari perpindahan
kekuasaan itu berlangsung dengan cara apa pun. Pemerintahan era Soekarno
mewariskan utang luar negeri (ULN) sekitar USD 2,1 miliar kepada pemerintahan
Soeharto. Secara spektakuler, pemerintahan Soeharto
membebani Habibie dengan warisan
utang sebesar USD 60 miliar. Bahkan, pemerintahan Habibie mewariskan utang yang
lebih besar, hanya dalam kurun waktu dua tahun. ULN memang “hanya” bertambah
menjadi sebesar USD 75 miliar dolar. Namun, utang dalam negeri yang semula
nihil menjadi USD 60 miliar (jika dikonversikan), sehingga utang pemerintah
secara keseluruhan menjadi sekitar 135 Miliar USD.
Tentu tidak adil jika hanya
melihat angka utang yang fantastis di era Habibie secara begitu saja. Sebagian
masalahnya adalah karena akumulasi utang beserta akibat lanjutan dari kebijakan
pemerintahan Soeharto. Bisa dikatakan bahwa Pemerintahan Habibie harus
menghadapi krisis moneter dan ekonomi, yang berasal dari era Soeharto.
Bagaimanapun, pewarisan utang
pemerintah suatu era kepada era berikutnya telah berlangsung. Tidak ada
penghapusan beban utang dalam besaran yang cukup berarti, yang disebabkan oleh
pergantian kekuasaan atau kebijakan pemerintah baru. Keringanan atas beban
utang hanya diberikan oleh para kreditur berupa penjadwalan pembayaran untuk
waktu yang tidak terlampau lama, ketika terjadinya krisis 1997. Krisis justeru
memaksa pemerintah untuk menambah posisi utangnya melalui pinjaman kepada IMF.
Meskipun sifatnya adalah untuk berjaga-jaga dan akhirnya ”tidak dipergunakan”,
biaya utangnya tetap harus dibayar. Selain itu, krisis memberi beban tambahan
bagi pemerintah. Diantaranya berupa jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing, serta tanggungan pemerintah atas beberapa utang swasta yang gagal
bayar (default).
Kreditur luar negeri malah
cenderung sedikit berbaik hati tatkala Indonesia mendapat musibah tsunami Aceh
dan Nias. Beberapa miliar dolar ULN pemerintah yang mestinya jatuh tempo pada
tahun itu, dijadwal ulang pembayarannya untuk lima tahun ke depannya, dengan
masa jeda pembayaran antara satu sampai dengan dua tahun.
A. Utang Pemerintah Orde
Lama
Sesuai dengan perjanjian ketika
penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Republik Indonesia, pemerintahan
Soekarno menerima pula warisan utang pemerintah kolonial Hindia Belanda sebesar
4 miliar dolar Amerika. Utang tersebut memang tidak pernah dibayar oleh
Pemerintahan Soekarno, namun juga tidak dinyatakan dihapuskan. Utang ini
nantinya diwariskan kepada era-era pemerintahan berikutnya, dan akhirnya
dilunasi juga.
Pada awal kemerdekaan, sikap
pemerintah Soekarno-Hatta terhadap utang luar negeri bisa dikatakan mendua. Di
satu sisi, mereka menyadari bahwa utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan
sangat dibutuhkan. Negara baru yang baru merdeka ini memerlukan dana untuk
memperbaiki taraf kesejahteraan rakyat, yang sudah sedemikian terpuruk karena
kolonialisme. Ketiadaan infrastruktur, dan rusaknya sebagian besar kapasitas
produksi seperti ladang minyak, membuat penerimaan negara dari sumber domestik
belum bisa diandalkan. Hibah dari negara-negara yang bersimpatik ketika awal
kemerdekaan tentu saja tidak memadai dan lambat laun dihentikan. Pilihan yang
tersedia adalah mempersilakan modal asing masuk ke Indonesia untuk
berinvestasi, serta melakukan pinjaman luar negeri.
Di sisi lain, pemerintah
Soekarno-Hatta bersikap waspada terhadap kemungkinan penggunaan utang luar
negeri sebagai sarana kembalinya kolonialisme. Semangat kemerdekaan masih amat
kental, sehingga mereka peka dalam masalah yang berkaitan dengan kedaulatan
Indonesia. Suasana ini juga mewarnai dinamika parlemen, sekalipun terdiri dari
banyak partai dengan latar idelogis berbeda. Akibatnya, persyaratan yang ketat
ditetapkan dalam setiap perundingan berutang kepada pihak luar negeri. Ini
berlaku juga terhadap masalah penanaman modal asing, termasuk perundingan
mengenai tambang dan kilang minyak di wilayah Indonesia.
Sebagai contoh, Hatta dalam
berbagai kesempatan mengemukakan antara lain: negara kreditor tidak boleh
mencampuri urusan politik dalam negeri, suku bunga tidak boleh lebih dari 3-3,5
persen per tahun, dan jangka waktu utang yang lama. Jadi, selain melihat utang
luar negeri sebagai sebuah transaksi ekonomi, mereka dengan sadar memasukkan
biaya politik sebagai pertimbangan dalam berutang. Terkenal pula pernyataan
sarkastis Soekarno, yang mengatakan ”go to hell with your aid” kepada AS karna
berusaha mengaitkan utang dengan tekanan politik.
Bagaimanapun, transaksi utang
luar negeri tetap terjadi pada awal kemerdekaan. Sampai dengan tahun 1950,
utang pemerintah yang baru tercatat sebesar USD 3,8 miliar, selain utang
warisan pemerintah kolonial. Setelah itu, terjadi fluktuasi jumlah utang
pemerintah, seiring dengan sikap pemerintah yang cukup sering berubah terhadap
pihak asing dalam soal modal dan utang. Selama kurun tahun 50-an tetap saja ada
bantuan dan utang yang masuk ke Indonesia. Sikap pemerintah yang berubah-ubah
itu dikarenakan kerapnya pergantian kabinet, disamping faktor Soekarno sebagai
pribadi.
Sebagai contoh, pada tahun 1962,
delegasi IMF berkunjung ke Indonesia untuk menawarkan proposal bantuan
finansial dan kerjasama, dan pada tahun 1963 utang sebesar USD17 juta diberikan
oleh Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia pun kemudian bersedia melaksanakan
beberapa kebijakan ekonomi baru yang bersesuaian dengan proposal IMF. Namun,
keadaan berbalik pada akhir tahun itu juga, ketika Malaysia pemerintah Inggris
menyatakan Malaysia dinyatakan sebagai bagian federasi Inggris tanpa pembicaraan
dengan Soekarno. Hal ini sebetulnya juga berkaitan dengan nasionalisasi
beberapa perusahaan Inggris di Indonesia. Yang jelas, hubungan Indonesia dengan
IMF dan Amerika, turut memburuk. Berbagai kesepakatan sebelumnya dibatalkan
oleh Soekarno, dan Indonesia keluar dari keanggotaan IMF dan PBB.
Secara teknis ekonomi, telah ada
pelunasan utang dari sebagian hasil ekspor komoditi primer Indonesia. Ada pula
penghapusan sebagian utang oleh kreditur, terutama dari negara-negara yang bersahabat,
setidaknya dalam tahun-tahun tertentu. Akhirnya, ketika terjadi perpindahan
kekuasaan kepada Soeharto, tercatat utang luar negeri pemerintah adalah sebesar
USD 2,1 miliar. Jumlah ini belum termasuk utang warisan pemerintah kolonial
Belanda yang sekalipun resmi diakui, tidak pernah dibayar oleh pemerintahan
Soekarno.
B. Perkembangan Utang
Pemerintah Era Soeharto
Sejak awal, sikap pemerintahan
Soeharto terhadap modal asing berbeda dengan sikap Soekarno-Hatta. Sebagai
contoh, undangundang pertama yang ditandatangani Soeharto adalah UU no.1/1967
tentang Penanaman Modal Asing, yang isinya bersifat terbuka dan bersahabat bagi
masuknya modal dari negara manapun. Beberapa bulan sebelumnya, IMF membuat
studi tentang program stabilitas ekonomi, yang rekomendasinya segera diikuti
oleh pemerintah. Indonesia juga telah secara resmi kembali menjadi anggota IMF.
Seiring dengan itu, perundingan
serius mengenai utang luar negeri Indonesia berlangsung lancar. Kembalinya
Indonesia menjadi anggota IMF dan Bank Dunia, seketika diimbali oleh
negara-negara barat berupa: pemberian hibah, restrukturisasi utang lama,
komitmen utang baru dan pencairan utang baru yang cepat. Hibah sebesar USD 174
juta dikatakan bertujuan untuk mengangkat Indonesia dari keterpurukan ekonomi.
Restrukturisasi utang yang disetuji bernilai sekitar USD 534 juta. Lewat
berbagai perundingan, terutama pertemuan Paris Club, disepakati moratorium
utang sampai dengan tahun 1971 untuk pembayaran cicilan pokok sebagian besar
utang. Akhirnya, sejak tahun 1967 Indonesia mendapat persetujuan utang baru
dari banyak kreditur, dan sebagiannya langsung dicairkan pada tahun itu juga.
1. ULN dengan Persyaratan Lunak
Pada mulanya, semua utang baru
itu bisa dikatakan sebagai pinjaman dengan syarat lunak. Ada jenis
pinjaman yang biasa disebut bantuan program, yang terdiri dari bantuan devisa
kredit dan bantuan pangan. Bantuan program ini berbentuk devisa tunai atau hak
untuk memperoleh sejumlah komoditi yang ditentukan. Ada bantuan proyek, yang
pada dasarnya adalah utang bagi pembagunan proyek tertentu dengan syarat-syarat
pelunasan yang lunak. Bahkan, ada dana berbentuk sumbangan (grant) atau hibah
yang berfungsi sebagai ”dana pendamping” dari utangnya.
Para kreditur yang memberi utang
kepada Indonesia awalnya hanya terdiri dari negara-negara dan lembaga-lembaga
keuangan iternasional. Para kreditur tersebut mengkoordinasikan diri ke
dalam Inter Governmental Group on Indonesia(IGGI). Beberapa tahun
kemudian, kreditur swasta turut terlibat. Sebagian kreditur swasta yang besar
kadang diundang dalam forum-forum IGGI.
IGGI didirikan pada tahun 1967 di
Den Haag, yang anggotanya terdiri dari: Australia, Amerika Serikat, Belgia,
Belanda, Italia, Jerman, Jepang, Inggris, Perancis, dan Kanada. Ada
negara-negara yang hadir sebagai peninjau, seperti: Austria, Denmark, Norwegia,
Selandia Baru, dan Swiss. Sedangkan lembaga-lembaga keuangan multilateral yang
menjadi anggota forum adalah: IMF, IBRD, ADB, UNDP, dengan OECD sebagai
peninjau. Pada tanggal 25 Maret 1992, dipicu oleh suatu insiden politik, IGGI
dibubarkan dan kepemimpinan Belanda tidak diakui lagi oleh Indonesia. Namun,
fungsi IGGI tetap berlangsung melalui wadah baru bernama Consultative
Group for Indonesia (CGI), dengan pimpinan Bank Dunia. Selama
perkembangannya, ada beberapa lembaga internasional, termasuk bentukan Bank
Dunia, yang kemudian bergabung, seperti IDA, IFAD (International Fund for
Agricultural Development) dan IFC (International Finance Corporation). Terjadi
pula beberapa pergeseran besaran kontribusi masing-masing negara.
Resminya, IGGI/CGI hanyalah suatu
forum pembicaraan mengenai ULN pemerintah Indonesia. Namun, pada praktiknya
IGGI/CGI menyerupai konsorsium. Sebagian besar ULN pemerintah pada era
pemerintahan Soeharto dibicarakan dan disepakati dalam forum IGGI/CGI. Setiap
tahun, forum ini memutuskan jumlah dan macam pinjaman yang akan diberikan,
setelah mempertimbangkan “usulan” dari pemerintah Indonesia. Dalam artian
tertentu, IGGI/CGI memang bukan konsorsium, karena masing-masing kreditur memiliki
kesepakatan tersendiri tentang detilnya, dan tidak seluruh hasil forum bersifat
mengikat kepada mereka.
Pada saat pemerintahan Soeharto
mulai menerima ULN dan satu dekade setelahnya, perkembangan wacana keuangan
internasional memang sedang kondusif. Selain yang dinyatakan sebagai dimensi
kemanusiaan atau charity, serta keterkaitan dengan masalah perebutan
pengaruh politik Blok Barat dan Blok Komunis, konsep dan praktik keuangan
internasional memang tengah marak mengembangkan berbagai bentuk ULN. Ada dua
pemicu utama dari sisi wacana keuangan dan perekonomian.Pertama, upaya banyak
negara maju untuk merestukturisasi sekaligus mengembangkan industri
pengolahannya, yang berlangsung mulai era 1960-an. Ada pertimbangan suplai
sumber energi, bahan baku, pemindahan sebagian tahap produksi, sampai kepada
penetrasi pasar.
Kedua, mulai ada kelebihan
likuiditas pada lembaga keuangan internasional, yang kemudian mendapat momentum
lanjutan dari petro dollar akibat kenaikan harga minyak sejak awal
70-an. Selain disimpan pada bank dan lembaga keuangan komersial, dana petro
dollar dari negara-negara produsen minyak ini juga bisa diakses oleh IMF.
Perkembangan wacana dan kondisi
keuangan internasional itu kemudian antara lain menghasilkan ULN yang diterima
pemerintah negara-negara sedang berkembang (NSB), termasuk Indonesia. Secara
umum, jenisnya terdiri dari: dana pembangunan resmi (official development
fund/ODF), kredit ekspor (export credit) dan pinjaman swasta (private flows).
ODF adalah pinjaman resmi bersyarat lunak dari suatu negara donor melalui
lembaga keuangan bilateral negara yang bersangkutan dan atau melalui lembaga
dan bank pembangunan multilateral seperti: Bank Dunia, ADB, IDA, dan
sebagainya. ODF dapat berupa pinjaman bersyarat sangat lunak (Official
development assistance/ODA) atau pinjaman setengah lunak (less concessional
loan/LCL).
Kredit ekspor adalah pinjaman
setengah resmi dengan persyaratan setengah lunak yang dananya berasal dari
negara donor (disebut official financial support) atau yang bersumber dari
pihak perbankan dan lembaga keuangan swasta yang dijamin dan disubsidi oleh
pemerintah negara donor. Penggunaan kredit ekspor itu kadang-kadang terbatas
hanya untuk pengadaan barang dan jasa di negara donor (tied), dan kadang tidak
mengikat, atau kombinasi antara keduanya. Kredit ekspor disebut “suppliers
credit” kalau pinjaman itu disalurkan melalui pemasok di negara donor. Pinjaman
ini dinamakan “buyers credit” jika diberikan langsung oleh lembaga kredit
ekspor kepada peminjam di negara penerima.
Secara teknis, dikenal pembedaan
jenis ULN dengan sebutan Pinjaman program dan Pinjaman proyek dalam pencatatan
APBN saat ini. Pada masa sebelumnya, ULN dicatat dalam APBN setiap tahunnya
sebagai bantuan program dan bantuan proyek. Pada tahuntahun tertentu, ada yang
dicatat sebagai pinjaman setengah lunak/komersial dan pinjaman tunai. Jenis
yang masuk kategori dalam pinjaman swasta ini hanya pada periode tertentu memiliki
arus masuk yang besar.
Sebenarnya, pembedaan antara
pinjaman program dan pinjaman proyek bersifat sumir atau tidak cukup tegas.
Pada dasarnya, kedua jenis itu terdiri dari ODA, LCL dan Kredit ekspor dalam
pengertian yang disinggung di atas. Meskipun demikian, ULN yang disebut
pinjaman program, pada umumnya bersifat lebih lunak dan membantu. Pembedaan
ini memang cukup jelas pada masa awal pemerintahan Soeharto.
Pinjaman program pada awal Orde
baru terdiri dari bantuan devisa kredit dan bantuan pangan. Pinjaman program
diorientasikan untuk menyelesaikan masalah jangka pendek dan mendesak, serta
bersifat sangat lunak. Pada masa berikutnya, tingkat kelunakan menjadi kurang
jelas. Sifat pinjaman program yang membantu mengatasi masalah ekonomi dan
keuangan pemerintah yang mendesak tetap dipertahankan. Sifat utamanya
adalah memberikan aliran devisa atau kas masuk secara langsung bagi
pemerintah.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun
tersebut, pinjaman program terkait dengan perubahan kebijakan dalam bentuk
undang-undang dan peraturan lainnya. Pencairan utang program selalu dikaitkan
dengan capaian dalam perubahan kebijakan yang berhasil dilakukan pemerintah.
Sedangkan yang dimaksud dengan pinjaman proyek terutama adalah utang yang
diterima dalam bentuk fasilitas berbelanja barang dan jasa kepada
negara/lembaga kreditur dalam bentuk kredit. Bedanya dengan pinjaman program,
pinjaman proyek lebih ditujukan untuk proyek investasi jangka panjang.
Sebagaimana telah disinggung di
atas, sejak tahun 1967 Indonesia telah menerima pinjaman dengan syarat lunak
atau dalam bentuk sumbangan (grant) dari negara-negara dan lembaga-lembaga keuangan
iternasional yang tergabung dalam IGGI. Dalam beberapa tahun sejak itu,
Indonesia mendapat pinjaman berbentuk bantuan program yang terdiri dari bantuan
devisa kredit dan bantuan pangan, serta bantuan proyek dengan syarat-syarat
pelunasan yang lunak.
Bantuan devisa kredit dan pangan
merupakan sumber tambahan bagi pembiayaan barang modal, bahan baku dan pangan
yang diperlukan untuk menstabilkan ekonomi. Bantuan proyek berbentuk
pembiayaan untuk berbagai proyek prasarana di bidang ekonomi maupun sosial.
Dalam dua atau tiga tahun awal Orde Baru, bantuan proyek masih kecil. Kemudian
meningkat dengan cepat, sehingga pada akhir Pelita I, tahun 1973/74, bantuan
proyek sudah melebihi bantuan program. Dan dalam lima tahun berikutnya, tahun
1978/79, jumlahnya meningkat tiga kali lipat.
http://maxalqadrie.blogspot.com/2012/06/konferensi-meja-bundar-kmb-ronde-tafel.html
http://malikmakassar.wordpress.com/2008/12/16/sejarah-singkat-utang-pemerintah-indonesia/
(hanzcoudet)
http://malikmakassar.wordpress.com/2008/12/16/sejarah-singkat-utang-pemerintah-indonesia/
(hanzcoudet)
Sungguh menakjubkan ketika saya berpikir bahwa semuanya dilakukan dengan saya, nama saya Rita Anderson, dari Malaysia, Ny. Sharon Scott datang untuk menyelamatkan saya hidup saya. Saya sangat berhutang budi kepada orang-orang yang saya pinjam dari geng terhadap saya dan kemudian menangkap saya sebagai akibat dari hutang saya. ditahan selama berbulan-bulan masa tenggang diberikan kepada saya ketika saya dikirim pulang dan dibebaskan untuk pergi dan menghasilkan uang untuk melunasi semua hutang yang saya terima sehingga saya diberitahu bahwa ada pemberi pinjaman online yang sah jadi saya harus mencari melalui blog yang saya ditipu tetapi ketika saya menemukan Sharon Scott perusahaan pinjaman, Tuhan mengarahkan saya ke iklannya di sebuah blog karena minat saya pada itu benar-benar sebuah mukjizat mungkin karena Tuhan telah melihat bahwa saya memiliki banyak penderitaan yang mengapa ia mengarahkan saya kepadanya. Jadi saya dengan antusias mengajukan permohonan setelah beberapa jam pinjaman saya disetujui oleh Dewan dan dalam waktu 24 jam saya dikreditkan dengan jumlah persis yang saya maksudkan untuk semua ini tanpa jaminan tambahan Pinjaman Pribadi ketika saya berbicara dengan Anda sekarang saya dapat menghapus semua milik saya berhutang dan sekarang saya memiliki supermarket itu sendiri, saya tidak perlu bantuan orang lain sebelum saya memberi makan atau mengambil keuangan, apa pun keputusan saya tidak ada urusan dengan Polisi, saya sekarang seorang wanita independen. Anda ingin mengalami kemandirian finansial seperti saya, silakan hubungi Ms. melalui email: sharonscottloanfirm007@gmail.com whatsapp +44142803646. Anda tidak dapat memperdebatkan kenyataan bahwa di dunia yang sulit ini Anda membutuhkan seseorang untuk membantu Anda mengatasi perputaran keuangan dalam hidup Anda dengan satu atau lain cara, jadi saya memberi Anda mandat untuk mencoba dan menghubungi Ny. Sharon Scott di alamat di atas sehingga Anda dapat mengatasi krisis keuangan dalam hidup Anda. Anda dapat menghubungi saya melalui email berikut: ritaanderson804@gmail.com. Selalu bersikap positif dengan Ny. Sharon Scott, dia akan melihat Anda melalui semua tantangan keuangan Anda dan kemudian memberi Anda kebebasan finansial.
BalasHapusHalo, nama saya AHMAD MARIA, saya dari Palu Indonesia. Saya ingin memberi tahu Anda bahwa sebagian besar peminjam pinjaman di blog ini palsu. Beberapa bulan yang lalu saya tegang dengan perusahaan pinjaman online, karena saya membutuhkan perusahaan pinjaman yang jujur. saya bertemu dengan teman RITA ANDERSON yang memperkenalkan saya ke perusahaan pinjaman yang Jujur. PERUSAHAAN KREDIT SCAROT SHARON. Saya menjamin Rm850.000 kurang dari 2 jam tanpa tekanan atau tekanan pada tingkat manfaat rendah 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah pinjaman yang saya gunakan segera ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, karena saya berjanji akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa tekanan Saya ingin Anda yakin dan percaya bahwa ini benar karena saya memiliki semua bukti pemrosesan pinjaman ini termasuk kartu pendahuluan dan dokumen perjanjian pinjaman yang saya yakini adalah KEADILAN. Anda sangat baik karena Anda memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda memerlukan sesuatu dengan pinjaman, silakan hubungi perusahaan melalui email: (sharonscottloanfirm007@gmail.com) Whatsapp (+44142803646) Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (ahmadmaria636@gmail.com) Anda merasa kesulitan atau meminta prosedur untuk mendapatkan pinjaman.
BalasHapusHalo, nama saya AHMAD MARIA, saya dari Palu Indonesia. Saya ingin memberi tahu Anda bahwa sebagian besar peminjam pinjaman di blog ini palsu. Beberapa bulan yang lalu saya tegang dengan perusahaan pinjaman online, karena saya membutuhkan perusahaan pinjaman yang jujur. saya bertemu dengan teman RITA ANDERSON yang memperkenalkan saya ke perusahaan pinjaman yang Jujur. PERUSAHAAN KREDIT SCAROT SHARON. Saya menjamin Rm850.000 kurang dari 2 jam tanpa tekanan atau tekanan pada tingkat manfaat rendah 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah pinjaman yang saya gunakan segera ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, karena saya berjanji akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa tekanan Saya ingin Anda yakin dan percaya bahwa ini benar karena saya memiliki semua bukti pemrosesan pinjaman ini termasuk kartu pendahuluan dan dokumen perjanjian pinjaman yang saya yakini adalah KEADILAN. Anda sangat baik karena Anda memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda memerlukan sesuatu dengan pinjaman, silakan hubungi perusahaan melalui email: (sharonscottloanfirm007@gmail.com) Whatsapp (+44142803646) Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (ahmadmaria636@gmail.com) Anda merasa kesulitan atau meminta prosedur untuk mendapatkan pinjaman.
BalasHapusNama saya SHARON LOGAN, saya dari Washington, DCUSA, saya ingin menggunakan media ini untuk menulis kepada orang-orang di internet yang membutuhkan pinjaman nyata, bahwa jika Anda memerlukan pinjaman tanpa ditipu, berlaku dari KARINA ROLAND LOAN COMPANY adalah perusahaan yang tepat untuk diterapkan dari saya seorang guru. Saya ditipu 2 kali oleh perusahaan palsu yang ingin menjadi pemberi pinjaman tetapi pada akhirnya scammed, tetapi sekarang saya tidak lagi khawatir karena KARINA ROLAND telah membantu saya jadi jika Anda memerlukan pinjaman mendesak untuk melakukan proyek atau bisnis apa pun yang akan membuat perusahaan ini tersenyum di wajah Anda. Saya juga telah memperkenalkan sebagian besar teman saya ke perusahaan ini dan hanya 2 teman saya yang mengatakan kepada saya bahwa mereka telah menerima pinjaman di sana, salah seorang teman saya menerima pinjaman $ 39.000,00 dolar dan yang lain dari teman saya menerima jumlah $ 65.000,00 dolar sehingga siapa pun yang membutuhkan pinjaman online berlaku dari perusahaan ini dan Anda akan yakinlah, karena perusahaan ini sangat membantu dan Tuhan akan terus menggunakannya untuk membantu orang yang membutuhkan pinjaman . Jika Anda memerlukan pinjaman online, lamar dari perusahaan ini dan hubungi mereka melalui ini berarti alamat email karinarolandloancompany@gmail.com atau whatsapp hanya +1 (312) 8721-592 dan Anda juga dapat menghubungi saya melalui email sharonlogan023@gmail.com untuk informasi lebih lanjut , Terima kasih semua.
BalasHapus